Saat menerima Frostmount untuk mengalahkan Malganis merupakan awal malapetaka bagi bangsa manusia. Saat itu Artas yang memang tengah dilanda kekalutan akibat ditariknya bala tentara oleh kerajaannya dan merasa dikhianati oleh seniornya yaitu Uther tidak punya pilihan lain. Obeseinya untuk balas dendam pada Malganis yang telah meracuni rakyatnya manjadikan matanya buta terhadap peringatan di tugu tempat Frostmunt menancap.

Pada akhirnya Artas memang menang dalam peperangan tersebut. Namun kemudian bisikan-bisikan Lich King yang terpenjara dalam Frozen Throne membuatnya gila. Finalnya, ia membunuh ayahnya sendiri.

Pertanyaannya, mengapa Artas menjadi gila? Bila jawabannya hanya karena terkena bisikan Lich King, maka jawaban itu aku anggap sangat dangkal. Artas adalah Paladin terbaik nomer dua setelah Uther. Dalam seri DOTA, ia bahkan bisa memanggil malaikat dari langit sebagai penjaganya. Dia memiliki julukan sebagai Sang Penguasa Cahaya. Mentalnya sebagai prajurit paladin dan sebagai putra mahkota tentu saja tidak serapuh itu untuk terbujuk bisikan Lich King.

Jawabannya justru terletak di dalam diri Artas sendiri. Obsesinya sebagai pelindung rakyatnya ternyata berbuah petaka. Saat itu ia merasa dikhianati oleh orang-orang terpercayanya. Ia tak punya kekuatan lain kecuali Frostmount di tangannya. Sementara dia tahu, kegelapan tengah merundung negerinya. Mulai dari serangan bangsa Orc yang bertubi-tubi hingga bangkitnya pasukan paling menakutkan bernama Undead. Kepercayaan-dirinya yang terlalu yakin tidak akan terpengaruh pada bisikan Lich King juga berakibat fatal. Ia membiarkan Frostmount terus didekatnya. Lama kelamaan, tanpa disadarinya, ideologi dan nilai kemanusiaan di dalam dirinya membeku. Ia tidak lagi merasa malu juga belas kasih. Saat dia berkaca, dia tak lagi mengenali dirinya. Wajah dan rambutnya berubah dan fisiknya menjadi sepucat es. Dia tak lagi memperdulikan dirinya di masa lalu. Dia telah berubah menjadi tentara utama pasukan kegelapan dengan julukan ’The Death King’

0 komentar: