Renny, saat tulisan ini kubuat, aku sama sekali tidak tahu tentangmu; bagaimana kabarmu, di mana tempat tinggalmu, dimana kau bekerja dan…apakah kau masih mencintaiku.

Kabar terakhir yang kau beri hanya berupa SMS singkat,”Aku sudah menikah…”

Renny2Tapi kau ada, kini tidak sering hanya kadang, dalam pikiranku. Bayangan, ilusi, khayalan atau apalah itu yang membuatku tahu, sesuatu yang telah lama kau tahu, bahwa semua tak akan pernah sama. Perubahan yang dijajar waktu. Manusia tumbuh dan waktu berjalan maju, tidak pernah sebaliknya.

Semua tak akan kembali sama, tapi kehadiranmu memberi sesuatu yang lain, yang dibutuhkan mendasar bagi kita semua, yaitu sebuah harapan.

Kini harapan itu ada. Aku mulai mengerti bahwa waktu tak berhenti saat aku jatuh, dia tak akan merintih saat aku menangis lirih, dia adalah sebuah konsep sombong yang egois dan kupastikan dia akan meninggalkanku, kecuali aku berjalan seiring dengannya.

Harapan itu bernama Lasmi, sebuah cerita dari tanah yang jauh.

Suatu kali ia datang dan mengetuk gerbang kotaku. Kota yang tandus dimana kitab-kitab cerita lama terkubur di bawahnya; sebuah tanah yang hampir mati dan terlupakan bahkan oleh penghuninya sendiri. Dia datang seperti mimpi, langkahnya ringan seperti angin. Dari jejaknya tumbuh rumput, bunga dan kehidupan. Dia membangkitkanku dan menghidupkan kembali kotaku; kota dalam hatiku.

Renny, kini aku mulai mengerti kenapa Anoman, pada akhir hayatnya, menulis surat cinta untuk Trijata, istri yang mengkhianatinya yang telah mati ribuan tahun sebelumnya. Mungkin karena ia telah memaafkannya atau juga karena masih mencintainya.

Tak jelas benar kenapa aku menulis ini untukmu, tapi yang jelas karena dulu hanya kepadamulah aku bisa bercerita; tentang gunung-gunung, tentang sungai-sungai, tentang sebuah negeri yang berbatas rumah para pertapa dan tentang kabut yang berjalan di pelataran rumahku saat gelap tiba.

Renny_1
Bila kini kuucapkan sebuah selamat tinggal, maka biarlah kau kekal di dalamnya. Biarlah kita saling melupakan dan kita tak akan bersapa lagi bila nanti kita berjumpa. Bebaskan aku, biarlah aku pergi…karena di ujung sana cerita baruku menunggu.

Renny ku sayang, jangan menangis lagi…aku selalu merindukanmu…

0 komentar: