Nol ternyata memiliki nilai filosofi yang sangat dalam. Dalam sejarah penemuan angka dan bilangan, 0 merupakan yang tersulit yang pernah dicari. Pada saat itu para ilmuwan kuno percaya bahwa ada sebuah bilangan awal dari semua bilangan yang bisa dihitung, yaitu 1. 1 yang merupakan tolak ukur awal sebuah hitungan kemudian dilipatkan dengan ukuran yang sama. Dari situlah kemudian terlahir angka 2, 3, 4, dan seterusnya. Aku tidak tahu benar bagaimana mereka menemukan angka satuan berhenti hingga angka 9. Pada saat mereka menemukan angka setelah angka 9 mereka terhenti sejenak. Ada sesuatu yang aneh di sini. ada sesuatu yang tertinggal. Sesuatu yang mirip dengan angka setelah angka 9 ini.

Para pemikir kuno ini kemudian menemukan bahwa ada sesuatu di belakang 1. Sesuatu yang ada namun tidak bernilai. Bersifat kosong namun bisa dihitung. Para pemikir tersebut kemudian memberikan simbol untuk angka ini dengan 0 (nol) dan ditetapkan sebagai angka awal bilangan satuan.

Dalam perkembangannya 0 ini ternyata memiliki peran yang sangat vital dalam ilmu kalkulus dan turunannya. Angka inilah yang kemudian membentuk simbol puluhan, ratusan, rubuan dan seterusnya. Angka 0 pula lah yang kemudian menjadi sumbu dari semua diagram dan dianggap sebagai awal dari segalanya.

Pengkajian tentang angka 0 ini kemudian merembet ke dunia filosofi hingga para pencari Tuhan. Mereka percaya angka 0 ini merupakan analogi Tuhan di dalam dunia matematika. Mari kita ulas pemikiran ini.

Bila dilihat dari sifatnya 0 memiliki sifat yang bila dikalikan dengan sebuah bilangan, maka hasilnya adalah nol itu sendiri. Perkalian merupakan operator matematika yang memiliki konsep ’atau’ di dalam dunia komputer. Bila dibaca dengan kaca mata filosofi, perkalian sebuah bilangan dengan 0 selalu menghasilkan bilangan 0, bisa dibaca seperti ini, ’Bila kita disuruh memilih sebuah materi di dunia, apapun itu, ATAU Tuhan, maka yang benar, menurut analogi matematika, adalah kita harus memilih Tuhan.’

Operator penjumlahan dalam dunia komputer diartikan sebagai ’dan.’ Hukum matematikanya adalah bila sebuah bilangan dijumlahkan dengan 0 maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri. 0 melebur ke dalam bilangan itu sendiri. Filosofinya, ’Bila sebuah materi apapun di dunia ini ditambahkan dengan kuasa Tuhan, maka yang nampak hanya materi itu sendiri.’ Hal ini tepat dengan ajaran Al Quran yang selalu menyerukan kepada Muhammad untuk menerangkan bahwa Allah itu dekat, lebih dekat dari pada urat nadi kita sendiri.

Bagaimana dengan pengurangan? Operator pengurangan memiliki beberapa sifat unik. Di dalam dunia komputer tidak dikenal konsep logika operator pengurangan, meskipun memang dalam perhitungan aritmatika tetap ada operator ini. Kebalikan dari AND (penjumlahan) andalan NAND namun dia memiliki nilai sendiri yang berbeda dengan pengurangan. Lalu apa sebenarnya pengurangan ini?

Jawabannya terletak pada diri bilangan itu sendiri. Pengurangan mempunyai simbol operator berupa tanda (-) minus. Akan tetapi tanda minus ini sebenarnya bukan sepenuhnya operator matematika yang berfungsi menggabungkan dua bilangan atau lebih. Tanda minus ini melekat di diri bilangan tersebut seperti halnya tanda penjumlahan yang memiliki simbol plus (+). Hanya saja, karena tidak mempengaruhi perhitungan aritmatika maka tanda plus ini biasanya dihilangkan. Operator yang sebenarnya tetap bekerja justru adalah penjumlahan dan perkalian.

Contohnya:

12 – 45 = -45 + 12

  • +12 -45
  • +12 (+) – 45
  • -45 (+) + 12, sesuai dengan sifat dasar aritmatika + kali + adalah +, maka
  • -45 + 12, dibaca minus 45 DAN plus 12


Lalu bagaimana dengan filosofi ke-Tuhanan dilihat dari analogi pengurangan terhadap angka 0?

Di sinilah letak kemenarikannya. Satu lagi yang perlu diketahui adalah sifat 0 yang berbeda dengan bilangan integer lainnya. Dia tidak memiliki nilai positif dan negatif layaknya bilangan integer lainnya. Ini senada dengan sifat Tuhan yang mutlak. Muhammad mengajarkan bahwa ’Dialah Allah, Yang Berdiri Sendiri.’ artinya Tuhan tidak membutuhkan apapun sebagai tolak ukur-Nya melakukan apapun. Dia adalah Yang Maha Berkehendak, yang bila menghendaki sesuatu cukup mengatakan ’Kun’ lalu ’ Fayakun.’

Mari kita lihat contoh operator matematikanya

12 – 0 = 12 atau +12 – 0 = +12

0 – 12 = -12

Di atas bisa dilihat, apabila diteliti lebih dalam, bahwa pengurangan terhadap 0, meskipun 0 ini sebagai subjek maupun objek, tidak berpengaruh terhadap hasilnya. Di perhitungan pertama (12-0) tidak perlu ada karena Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang hingga tidak ada minus 0 yang ada adalah bilangan itu sendiri yaitu plus 12. Demikian juga dengan pengurangan yang kedua. Minus 12 hasil dari perhitungan itu ada karena memang sudah melekat di diri bilangan 12 tersebut.

Dilihat dari sudut ilmu aritmetika, perhitungan pengurangan terhadap 0 sebenarnya tidak ada. Tafsir filosofis dari sudut ke-Tuhanan-nya? Well...silahkan cari sendiri.

Yang paling menarik adalah bila ditilik dari konsep operasi pembagian. Seperti kita ketahui, pembagian melibatkan pembilang dan penyebut. Apa yang terjadi apabila 0 jadi bilangan pembilang? Maka hasilnya adalah 0 itu sendiri. Dalam kehidupan ini, Tuhan-lah pembilangnya, dan itu tidak terbantahkan. Dialah yang memberi komando dan seruan pada makhluknya termasuk manusia. Hasilnya 0 itu sendiri, atau kuasa Tuhan itu sendiri. Maka benar adanya apabila kemudian Islam mengajarkan bahwa ’kemanapun kau menghadap disitulah Wajah Allah berada.’

Apa yang terjadi bila 0 menjadi bilangan penyebut dan bilangan lain menjadi pembilangnya? well...ambil kalkulator. Jawabannya adalah tidak terdefisini artinya tidak ada! Karena memang tidak ada aturannya di dunia ini makluk menjadi penyeru pada Khaliknya, betul?

Kita sama-sama tahu bahwa 0 adalah awal dari semua bilangan. Untuk lebih jelasnya coba lihat diagram Cartecius dan kau akan melihatnya sendiri.

’Dan sesungguhnya kitab ini (Al Quran) adalah pelajaran yang nyata bagi orang-orang yang berpikir.’


2 komentar:

Anonim mengatakan... 11 Mei 2010 pukul 10.10  

bagus banget mas, nice share..

Dalam matematika logika perkalian = dan sedagkan penjumlahan= atau .terima kasih, luar biasa